Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kota Lhokseumawe memulai gebrakan baru dengan mendidik tujuh tenaga ahli untuk memproduksi batik kaca yang pasarnya kini sudah mulai tembus ketingkat nasional. Bila kerajinan ini sampai berkembang ke tingkat kecamatan-kecamatan, target akhir yang diharapkan adalah pengurangan angka pengangguran sekaligus menjadikan batik kaca sebagai kerajinan kebanggaan Kota Lhokseumawe menuju kota wisata.
Ketua Dekranas Lhokseumawe, Sukma Munir, pada Serambi, Jumat (22/5), mengungkapkan, batik kaca yang dipasarkan saat ini meliputi kap lampu, kotak dan tempat tisu, kotak perhiasan, tempat pensil, asbak rokok, dan vas bunga. Semuanya bermotifkan batik khas Lhokseumawe, yakni motif Putro Neng, Pucoek Reubong, dan Lonceng Cakradonya. Kisaran harga batik kaca antara Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu. “Promosi awal, kita sudah pamerkan produk ini pada pameran Inacraf di Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu banyak pengunjung yang suka dan tertarik dengan produk tersebut,” ujarnya.
Meningkatkan keahlian itu, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengundang pelatih dari pulau Jawa untuk mendidik tujuh orang tenaga ahli. “Kalau masyarakat lain ingin ikut mengembangkan usaha ini, Dekranas siap membantu,” ujarnya. Sebenarnya tambah Sukma, selain batik kaca, pihaknya juga telah lama memproduski batik kain. Motifnya kini sedang dalam proses pematenan ke Dekranas Aceh. Sedangkan pasarannya sudah mulai berkembang ke seluruh Aceh. “Dalam waktu dekat kita juga akan memproduksi batik kayu dan batik batok kelapa. Nanti semuanya akan dipamerkan pada kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Agustus mendatang di Banda Aceh,” ujarnya.(bah)-serambinews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar